Prepare for the Third UN World Conference on Disaster Risk Reduction from 14 to 18 March 2015 in Sendai City, Japan.

Aksi CDEF Nabila

Agen MeSRA beraksi

audiensi dengan Dirjen DikdasThere are just 15 days to go until the start of the Third UN World Conference on Disaster Risk Reduction from Deteksi Warna MeSRABuat titik kumpul aman14 to 18 March 2015 in Sendai City, Japan.

Note that many forums will be part of the World Conference programme, including Children & Youth Forum on 14-17 March 2015 at Tohoku University –  View  details gelang speaknactat http://www.wcdrr.org/conference/events/1025

Alhamdulillah, 

Nabila Ishma (13) and Allisa Putri Maryam (12)  with Nurul Fitry Azizah as representative of KerLiP already to go there within support from goverment particularly Misnistry of Education Culture and Ministry of Women Empowerment and Chil Protection  . They brought SURAT REKOMENDASI DARI PLANAS-Anak-anak – WCDRR _1_and  surat rekom kerlip-27022015  in the special meeting with Director of Elementery School and Director of Special Education and Special Service Education of Directorat General of Basic Education of MoEC.

Please kindly share Allisa – photo essay in english for learning how did girl action on the implementation of safer school in Indonesia.  Allisa  has been campaining #YESforSaferSchool since 2010 in West Java and then got innauguration as agent of change towards child-friendly school from vice minister of MoEC.

Kliping: Mendorong Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Pasca Erupsi Sinabung

Ada 16 desa yang ditempati pengungsi Sinabung :

  1. Desa Batu Karang 4.954 jiwa atau 1.452 KK,
  2. Desa Rimo Kayu 657 orang/ 196 KK,
  3. Desa Cimbang 234 orang/68 KK,
  4. Desa Ujung Payung 311 jiwa/93 KK.
  5. Desa Kutambelin 990 jiwa/265 KK
  6. Desa Gung Pinto 551 orang/146 KK
  7. Desa Naman 1.533 orang/424 KK
  8. Desa Sukandebi 902 orang/259 KK
  9. Desa Tiga Pancur 918 orang/256 KK
  10. Desa Tiganderket 1.779 jiwa/505 KK
  11. Desa Tanjunga Morawa 1.201/338 KK
  12. Desa Payung 1.788 orang/538 KK
  13. Desa Jeraya 551 orang/146 KK
  14. Desa Pintu Mbesi 242 orang/65 KK.

Jumlah penyintas pasca erupsi Sinabung, Jumat (7/3) tercatat 15.863 orang atau 4.998 kepala keluarga (KK) yang
terdiri dari 6.151 laki-laki, 6.342 perempuan, 1.648 lanjut usia (lansia), 147 ibu hamil dan 906 bayi. (sumber: http://www.antaranews.com/berita/422812/jumlah-pengungsi-gunung-sinabung-terus-berkurang)

Di bidang pendidikan, menurut Sutopo, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberikan beasiswa Rp 450 ribu per siswa untuk 2.815 siswa SD. Rp 750 ribu per siswa untuk 2.052 siswa SMP. Dan Rp 1 juta per siswa untuk 1.141 siswa SMA yang terdampak erupsi Gunung Sinabung. “Untuk mahasiswa masih dilakukan pendataan jumlahnya. Mereka akan menerima bantuan Rp 2,5 juta,” ujar dia.

Selain itu, kata dia, Kemendikbud juga akan menyerahkan seragam sekolah, buku pelajaran, perlengkapan sekolah, tenda belajar, dan program trauma conseling. “Total bantuan sementara yang akan disalurkan Rp 4,6 miliar,” ujar Sutopo. Bantuan ini akan diserahkan kepada para siswa setelah pekan kedua Februari 2014 melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Karo.(http://www.tempo.co/read/news/2014/01/26/058548412/BNPB-Optimalkan-Bantuan-untuk-Korban-Sinabung).

Koordinator Posko Pengungsian Tanjung Mbelang, Pdt. Sentosa Gurusinga mengatakan sehari-hari mereja diantar jemput oleh para relawan untuk bersekolah. Hal itu dilakukan karena sekolah asal mereka pun terdampak erupsi Sinabung. (http://www.radiopelitakasih.com/index.php/component/k2/item/34-anak-sinabung-kami-ingin-pulang)

Pak Zulfikri Anas, guru dan mentor-GeMBIRA bersama KerLiP

Kejeniusan dilahirkan dari ke-GeMBIRA-an

Kutipan Thomas Amstrong dalam buku Sekolah untuk Kehidupan karya Pak Zulfikri mendorongku untuk kembali menuliskan narasi perjalanan Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak (GeMBIRA) bersama Keluarga Peduli Pendidikan. Sungguh kehormatan bagi Perkumpulan yang kami dirikan diberi kesempatan tumbuh bersama pakar kurikulum yang memiliki impian yang sama, mendorong pemenuhan hak pendidikan anak yang inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi, psikologi dan sosial anak perempua  dan anak laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidika  khusus dan/atau pendidikan layanan khusus. Alhamdulillah, kami tidak bertepuk sebelah tangan. Dalam bukunya, Pak Zul menyelipkan kisah pertemuan kami saat mengapresiasi buku Sekolah yang Menyenangkan karya Pak Edi Sudrajat dan kawan-kawan Gemilang Mutafannin.

Pendidikan Untuk Semua

Agar anak berani gagal menjadi moto terpilih, saat Pak Edi, Pak Seno, Pak Suhana, Pak Iwan, dan Pak Lukman mengajakku untuk berpartisipasi mengembangkan SD Hikmah Teladan. Saat itu aku baru saja merintis Penerbit Kiblat Buku Utama bersama Kang Rahmat dkk. Karya-karya guru MI Asih Putera tempatku bekerja sebelumnya, dalam pimpinan Pak Edi Sudrajat, menjadi buku terpilih yang diterbitkan perdana oleh Penerbit KBU. Sayang sekali karya ini kandas karena cengkeraman monopoli  buku pelajaran di sekolah/madrasah bahkan mulai dari penyediaan kertas. Perkumpuln KerLiP didirikan pertama kali bersama orangtua siswa MI Asih Putera dan sahabat-sahabat yang dulu belajar bersama di Masjid Salman. Gerakan orangtua menembus sekolah yang ditulis oleh Mas Bambang Wisudo di Kompas pada tanggal 11 Oktober  2006 mengisahkan perjalanan awal KerLiP sampai akhirnya mendirikan SD Hikmah Teladan.

Saat bekerja menjadi manajer promosi KBU , kami menerbitkan buku Tuturus Basa karya teh Evi Syaefini yang saat itu menjabat sebagai Kepala SDN di belakang Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung. Pertemuan dengan Teh Evi ini ternyata menjadi hub dalam upaya kampanye dan advokasi Pendidikan Untuk Semua sampai saat ini ketika Teh Evi menjalankan amanah u tuk reformasi birokrasi di pemerintah kota Bandung dibawah pimpinan walikota terpilih.

Seperti yang Pak Zul tulis dalam bukunya, sekolah unggulan kami lebih suka menyebutnya Sekolah Berprogram Khas, adalah sekolah yang berani mendidik semua anak tanpa seleksi berdasarkan kemampua  akademik. Dalam konteks inilah kami bersentuhan dengan Pendidikan Untuk Semua. Rupanya Allah sudah membukakan jalan bagi upaya-upaya Perkumpulan KerLiP untuk memastikan setiap anak ber-GeMBIRA belajar sepanjang hayat di rumah, di sekolah/madrasah/komunitas/satuan pendidikan lainnya, di lingkungan bersama keluarga peduli pendidikan. Efektivitas keterlibatan orangtua murid di SD Hikmah Teladan terus ditingkatkan. Bu Ary Nilandari, orangtua murid memberikan dukungan dalam bentuk jajak pendapat orangtua di tahun-tahun pertama. Koperasi Syariah Darul Hikmah yang kami dirikan bersama 83 orangtua murid menjadi wahana untuk mewujudkan dukungan kedalam aksi nyata. Kisah unik grakan keluarga peduli pendidikan aku tulis atas permintaan redaksi majalah yng masuk kedalam katalog ANU-Australia National University. Rangkaian tak terpisahkan dalam upaya kampanye dan advokasi Pendidikan Untuk Semua.

Masih lekat dalam ingatan ketika mendengar Pak Edi berseloroh tentang kemungkinan aku tak bertahan lama termasuk di SD Hikmah Teladan. Menurutku ini sangt keliru, karena disinilah kupancangkan semua cita ideal tentang gerakan keluarga peduli pendidikan dalam aksi nyata Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak. Saat Pak Edi dan  Pak Iwan melepaskan diri dan mengibarkan Gemilang Mutafannin, aku mengajak Pak Aripin Ali bergabung, dipicu oleh masalah kesehatan istrinya di Bandung. Saat itu Pak Aripin bekerja di Darussalam, sekolah yang dibangun oleh saudara seperjuangan suamiku dan berhasil mengembangkan progtam NEM Unggul. Seingatku darisanalah Pak Aripin membawa serta Pak Zulfikri Anas yangkemudin menjadi andalan Dewan Pakar dan Penasehat Perkumpulan KerLiP. Ada 5 orang dari Puskur Balitbang Diknas yang mendukung pengembangan dan implementasi konsep Pendidikan Anak Merdeka di SD Hikmah Teladan. Prinsip tumbuh bersama demi kepentingan terbaik anak yang menjadi dasar gerakan keluarga peduli pendidikan diisi dan dikembangkan bersama untuk mendukung SD Hikmah Teladan.

Sayang sekali ketika aku membawa gerakan KerLiP ke tingkat yang lebih luas setelah mengenal Kesepakatan Dakkar tentang komitmen 181 Negara untuk memastikan 6 target Pendidikan U tuk Semua dicapai pada tahun 2015, kami terpaksa mengambil jalan masing-masing. Pak Aripin dan Pak Sandi memutuskan untuk menjadi pegawai Perguruan Darul Hikmah karena lebih meyakinkan untuk menjadi sandaran hidup. Aku sendiri mulai membawa identitas yantikerlip untuk memastikan setiap anak Indonesia menikmati hak atas Pendidikan Untuk Semua.

 

GeMBIRA bersama KerLiP

Andil Pak Zul dalam memperkuat keyakinanku untuk tumbuh bersama KerLiP tak dapat diragukan. Saat kami mencari dan mengenali konsep Pendidikan Anak Merdeka, dukungan kepakaran  Pak Zul dkk sangat berarti. Dalam perjalanan ka panye dan advokasi Pendidikan Untuk Semua termasuk ketika KerLiP mengembangkan Pendidikan Anak Merdeka sebagai pendamping Go Green School bersama Kehati, CBE dan CCFI, Pak Zul menjadi pendamping penyusunan kurikulum dan bahan ajar. Ada beberapa model kurikulum dan bhan ajar yang kami kembangka  dengn dukungan puskur balitbang diknas melalui inisiatif pak Zul. Mulai dari SETs-Sains Technology, environment and Society, kurikulum di daerah bencana, konflik, tertinggal,perbatasan sampai homeschooling. Padahal saat yang sama kampanye dan advokasi Pendidikan Untuk Semu menghantarkan KerLiP ke ranah advokasi litigasi dalam bentuk citizen law suit korban Ujian Nasional 2006, judicial review UU BHP, dst.

Saat ini, setelahmalang melintang di tingkat nasional u tuk merumuskan N,S,P,K pemenuhan hak pendidikan anak, aku mulai serius membuat jalan baru untuk memastikan semua anak ber-GeMBIRA bersama Keluarga Peduli Pendidikan. Harapanku akan tumbuh kebiasaan baru untuk membuka ruang partisipasi anak mulai dengan ragam 20 menit yang memukau setiap akhir pekan  ersama ayah bunda, aktivasi obrolan pendidikan ramah anak dalam pertemuan orangtua, murid dan guru di kelas, serta obrolan kesehatan terpadu ramah anak di dasawisma. GeMBIRA bersama KerLiP melalui ketiga langkah tersebut diharapkan akan meningkatkan efektivitas partisipasi anak dengan dukungan keluarga dalam upaya pelembagaan Gerakan Siswa Bersatu Mewujudkan Sekolah Ramah Anak, sekolah/madrasah yang aman, sehat, hijau, inklusi dan nyaman bagi perkembangan  fisik, kognisi, psikologi dan sosial anak perempuan danlaki-laki trmasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus. GsB MeSRAini akan dideklarasikan di jambore anak Jawa Barat pada tahun 2014.

Salam GeMBIRA

 

 

bulan pertama di tahun 2014

Alhamdulillah, rapat kerja Perkumpulan KerLiP bersama sahabat-sahabat muda yang luar biasa baru saja melangkah ke-hari yang ke 16. Vivi baru saja sms sudah tiba di Jakarta setelah merambah ke Kuala Lumpur bersama timnya. Azizah menyampaikan perkembangan kerjasamanya dengan school of volunteers UI menyiapkan simulasi evakuasi drill di kampus tercinta. Aas barutiba di Yogyakarta dalam perjalanan roadshownya bersama tim dari Rumah Cita Kita FKM UI. Menarik mencermati sahabat-sahabat muda KerLiP bergerak wujudkan impian masing-masing. Saya sendiri sangat beruntung mendapatkan dukungan dari para pakar dan praktisi pemenuhan hak pendidikan anak dan perlindungan hak-hak anak. Saat ini semangat pulang membangun basis gerakan di Jawa Barat dengan kota Bandung sebagai center of excellent sudah dimulai. 

Kesempatan terbuka dari Pak Eko menghubungkan kembali dengan para pegiat pendidikan kota Bandung. Kami bersama-sama memberikan masukan konstruktif kedalam RPJMD kota Bandung khususnya bidang pendidikan. Beberapa poin penting terkait advokasi hak anak atas pendidikan turut melengkapi upaya reformasi pendidikan yang kami galang bersama. Syukur alhamdulillah, pada saat yang sama pertemuan dengan Bu Ida dari SMLB Asih Putera  menjangkau pemerintah kota Padang Panjang. Semangat reformasi pendidikan dari kota Bandung ini segera ditularkan ditambah upaya-upaya lain yang khas disana.

Kemarin saya sampaikan harapan walikota Padang Panjang untuk meningkatkan madrasah diniyyah putri menjadi perguruan tingii, juga sedikit hambatan tentang persiapan akademi komunitas dan keinginan untuk mendorong investor politeknik kesehatan. Hampir 60% PAD mereka berasal dari sektor kesehatan. Menarik mencermati kesigapan walikota termuda ini untuk menyiapkan kota Padang Panjang menjadi kota aman, inklusi dan layak anak.

Semangat dari Padang Panjang segera saya bawa ke kemenag. Syukurlah diberi kesempatan bertemu dengan bu Sakdiah, kini kasubdit sarpras dan kemahasiswaan diktis kemenag. Ada beberapa catatan menarik terkait kemungkinan perluasan IAIN Padang untuk membuka poltekes di Padang Panjang.

Kembali ke Jawa Barat, dukungan bu Nia Kurniati, Nur Afiatin, Bu Diana, Bu Lilis, Mbak Dewi jntuk mendorong percepatan KLA di Jawa Barat menambah keyakinanku untuk bersabar kembali ka lemah cai dan membangun pondasi yang kuat untuk memberikan apresiasi terhadap anak-anak pemilik masa depan dengan dukungan ketahanan keluarga yang peduli anak. Insya  Allah

 

 

Pertemuan dengan Danish Energy Management

Tidak seperti biasanya, kali ini rasanya lelah sekali setiba di rumah. namun tak menghalangiku untuk menyampaikan kabar GeMBIRA kepada Iwang, staf KerLiP yang setia menemani putri kecilku di rumah.
Pertama kutunjukkan buku Go Green School yang diterbitkan KEHATI-CCFI hasil program pendampingan bersama multipihak yang kini menjadi sekolah adiwiyata. Kedua buku foto essay yang diterbitkan Bappenas tentang Mewujudkan Lingkungan yang lebih Aman, Sehat, Hijau di SMPN 11 Bandung sebagai bagian dari kegiatan KerLiP di Orde 3 DAS Citarum tepatnya di Citepus. Ketiga buku yang diterbitkan oleh BEC TF WB tentang Sekolah Aman Belajar Nyaman hasil belajar bersama sekolah penerima DAK Pendidikan untuk rehabilitasi yang didampingi Seknas Sekolah Aman dan mitra pasca penerbitan Perka no 4/2012 tentang Pedoman penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari bencana. Lalu keempat booklet YES for School. 

Keempat buku tersebut membantu menunjukkan praktik-praktik baik terkait Sekolah Menengah Aman Hemat Energi yang diperlukan saat Fitry mempresentasikan pilihan kegiatan CSR yang mungkin dilaksanakan Danish Energy Management dengan KerLiP di waktu yad. 

Alhamdulillah, kegiatan yang dilaksanakan atas undangan Made dan Susi, sahabat ITB88 yang kini mengajar di Universitas Bakri Jakarta melengkapi materi sosialisasi KerLiP. Sungguh kehormatan bagi kami menjadi bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berbagai kegiatan yang dapat menjadi LIBRA (Lembar Inspirasi Bagi Ragam Anak). 

Gerak cepat Satgas PRB SMAK Rehoboth Bandung

Sungguh menakjubkan menyaksikan simulasi drill evakuasi gempa yang dilaksanakan Satgas PRB SMAK Rehoboth, rumah prestasi bagi anak-anak juara ini memang luar biasa. Kepemimpinan Pak Zul sebagai Kepala Sekolah SMAK Rehoboth dengan dukungan Ibu Dokter Christina, Ketua yayasan Rehoboth sangat bermakna dalam memelihara semangat prestasi, solidaritas dan kepedulian peserta didik dan guru-guru di sekolah tersebut. Tidak hanya di SMA nya, sekolah berbasis keagamaan ini juga berhasil menunjukkan kebersamaan nan indah antara TK-SD-SMP-SMA dalam simulasi drill evakuasi gempabumi pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2013.

Acara dipandu oleh ibu Susan, salah satu guru SMA Kristen Rehoboth. Skenario simulasi yang disusun oleh Astri, peserta didik kelas XI dituturkan oleh Bu Sinta, guru pembimbing. Sekelompok anak berseragam sekolah sedang memainkan alat musik dari benda-benda daur ulang menyemarakkan suasana belajar yang sedang dilaksanakan oleh Pak Panjaitan dengan Satgas PRB yang dipimpinnya ketika sirine tanda gempa bumi dibunyikan. Dituturkan bahwa saat ini ada sekitar 400 anak yang sedang belajar di kampus Rehoboth. Satgas PRB terlihat sigap berbagi tugas untuk mendampingi 400 anak TK-SD-SMP-SMA antri ke lapangan terbuka didepan kantin yang sudah diberi tanda area aman. 

Ada 4 anak SMP yang terluka dengan berbagai kategori luka fisik dan 1 anak yang terkunci di kamar mandi. Mereka mendapatkan pertolongan pertama dari tim PPGD yang berasal dari Pramuka dan PMR di SMAK Rehoboth.  Tim lainnya menyiapkan matras untuk tidur di lapangan setelah memastikan ring basket dan atap bangunan dekat lokasi tersebut aman untuk dijadikan tempat pengobatan daruiat.

Bu Susan dan Pak Zul mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu evakuasi gempa berkali-kali :

Kalau ada gempa lindungi kepala

Kalau ada gempa jauhilah kaca

Kalau ada gempa bersiaplah antri

Berbaris keluar kumpul di Lapangan

Anak-anak diingatkan oleh bu Frida dan satgas PRB lainnya untuk menggunakan tas menutupi kepala dan berbaris antri 30-30.Tim logistik bersiap membawa air minum dan snack untuk dibagikan di zona aman. Tim lainnya memastikan ruang berteduh sudah aman untuk ditempati. semua peserta simulasi dengan tertib menempati zona aman yang teduh didepan panggung. Pak Panjaitan kemudian melaporkan skenario korban dan PPGD yang dilakukan timnya kepada Kepala Sekolah. 

Simulasi berlangsung selama 30 menit dengan tertib dan lancar.

Kesempatan untuk memberikan apresiasi kepada Satgas PRB, saya pergunakan untuk memperdengarkan suara anak terlebih dahulu, mulai dari peserta didik perempuan dan laki-laki yang menjadi korban dalam skenario tersebut. Keduanya bergantian menjelaskan tentang penyelamatan yang dilakukan Satgas PRB dan PPGD di lapangan. Giliran saya untuk memberikan apresiasi dengan mengajak semua peserta didik terlebit, mulai dengan menyanyikan ulang lagu evakuasi gempa tersebut dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap Pak Zul dan Bu Christina, Pak Panjaitan serta seluruh guru dan peserta didik terutama yang tergabung dalam Satgas PRB SMA Kristen Rehoboth. Saya ingatkan pula untuk menularkan proses belajar ini kepada SMP, SD, keluarga, masyarakat sekitar agar kesiapsiagaan dari bencana tumbuh menjadi budaya mulai dari Rumah Prestasi ini. Anak-anak sangat antusias ketika disampaikan kemungkinan untuk mendapatkan sertifikat Duta Anak untuk Sekolah Aman SHIAGA dan diajukan menjadi kandidat penerima BNPB award 2014 yad. 

Apresiasi berikutnya disampaikan oleh Pak Lurah, Ibu Christina, dan kepala Sekolah. Pak Lurah mengajak sekolah Rehoboth untuk turun tangan dalam gerakan sejuta biopori dan langsung disambut oleh Pak Zul dengan informasi yang membanggakan. Sekolah Rehoboth sudah membuat puluhan sumur resapan dan siap membuat 200 lubang biopori di kelurahan Balong Gede. Sekretaris kelurahan Balong Gede dan Kasie Trantib Kecamatan Regol mengajak kami untuk bekerjasama dalam menyebarluaskan praktik-praktik baik ini di sekolah-sekolah sekitar. Kami  melanjutkan kegiatan dengan evaluasi bersama dan rencana tindak lanjut untuk memperkuat pendidikan PRB di Sekolah Rehoboth guna mewujudkan Sekolah Aman SHIAGA. 

Pertemuan dengan Danish Energy Management

Tidak seperti biasanya, kali ini rasanya lelah sekali setiba di rumah. namun tak menghalangiku untuk menyampaikan kabar GeMBIRA kepada Iwang, staf KerLiP yang setia menemani putri kecilku di rumah.
Pertama kutunjukkan buku Go Green School yang diterbitkan KEHATI-CCFI hasil program pendampingan bersama multipihak yang kini menjadi sekolah adiwiyata. Kedua buku foto essay yang diterbitkan Bappenas tentang Mewujudkan Lingkungan yang lebih Aman, Sehat, Hijau di SMPN 11 Bandung sebagai bagian dari kegiatan KerLiP di Orde 3 DAS Citarum tepatnya di Citepus. Ketiga buku yang diterbitkan oleh BEC TF WB tentang Sekolah Aman Belajar Nyaman hasil belajar bersama sekolah penerima DAK Pendidikan untuk rehabilitasi yang didampingi Seknas Sekolah Aman dan mitra pasca penerbitan Perka no 4/2012 tentang Pedoman penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari bencana. Lalu keempat booklet YES for School. 

Keempat buku tersebut membantu menunjukkan praktik-praktik baik terkait Sekolah Menengah Aman Hemat Energi yang diperlukan saat Fitry mempresentasikan pilihan kegiatan CSR yang mungkin dilaksanakan Danish Energy Management dengan KerLiP di waktu yad. 

Alhamdulillah, kegiatan yang dilaksanakan atas undangan Made dan Susi, sahabat ITB88 yang kini mengajar di Universitas Bakri Jakarta melengkapi materi sosialisasi KerLiP. Sungguh kehormatan bagi kami menjadi bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berbagai kegiatan yang dapat menjadi LIBRA (Lembar Inspirasi Bagi Ragam Anak). 

 

Roadshow GERASHIAGA di SMAK Rehoboth

Bahan-bahan pendidikan PRB di Dikmen baru terkirim ke Pak Zul, Kepala SMAK Rehoboth beberapa saat sebelum ojek menjemput. Wah, belum siap-siap nih! Hari ini diminta sudah hadir di sekolah jam 7 sampai jam 12. Buku-buku dari berbagai sumber yang akan dihibahkan ke SMAK rehoboth terpaksa tidak dibawa karena berita acara serah terima belum dibuat. Sms pun melayang ke Iwang untuk berkoordinasi di rumah keluarga kami pada pukul 15.00. Selain berita acara serah terima materi KIE juga p[engarsipan beberapa berkas terbaru.

Aku memasuki gerbang sekolah didampingi security ditengah lalu lalang peserta didik dan orangtua dan pengantar lainnya. Rupanya sekolah tersebut ‘ngantong”. Terlihat sangat kecil disamping gereja tapi didalam berdiri bangunan-bangunan kokoh 5 lantai lengkap dengan lapangan terbuka, kantin sehat, tempat cucitangan pakai sabun, toilet dan beberapa tanaman dalam pot.

Orangtua dan guru menyambutku dengan ramah. sapaan selamat pagi terdengar bersahutan. Menyenangkan. Aku duduk di kantor guru yang terasa begitu sederhana dibanding kemegahan bangunan dan fasilitas belajar anak. Terdengar diskusi guru Olah raga dengan Ibu Frida tentang pentingnya partisipasi anak dalam pemilihan perwakilan pramuka dan ekskul lainnya untuk kegiatan tertentu. Alhamdulillah. Pertanda baik karena prinsip-prinsip hak anak lah yang menyatukan praktik-praktik baik sekolah/madrasah nyaman, aman bencana, sehat, hijau, inklusi dan ramah anak.

Pak Zul tiba tak lama kemudian dan mengajak kami menyiapkan agenda kegiatan hari ini. Ada beberapa berkas dari internet yang disiapkan bu Frida penanggung jawab program pendidikan PRB di SMAK Rehoboth. Pak Zul menyampaikan upaya untuk menjangkau sekolah-sekolah lainnya agar bekerjasama dengan KerLiP dalam menerapkan GERASHIAGA sebagai model pendidikan PRB di sekolah masing-masing.

Kami kembali berdiskusi setelah Ibu Christina, Ketua Yayasan rehoboth hadir. Rupanya anak-anak dan guru pembimbing melaksanakan ibadat pagi untuk memulai kegiatan. Aku masuk ke ruangan di lantai 3 itu bersama Pak Zul dan Bu Christina.

Sambutan dan Pembukaan oleh Ketua Yayasan

Bu Christina memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap kepedulian KerLiP terutama dalam upaya penerapan sekolah aman dari bencana di SMAK Rehoboth. Ada 30 anak SMA duduk terpisah laki-laki perempuan ditemani beberapa guru pembimbing. Pak Zul masih menemani saat anak-anak menyanyikan lagu evakuasi gempa dengan nada lagu Pelangi-Pelangi.

Lagu dan Gerak Evakuasi Gempa

Setelah menyanyikan dua kali, kami bersama-sama mempraktikkan evakuasi gempa menuju lapangan di bawah. Beberapa catatan terkait kebutuhan SAR vertikal mulai terungkap. Kebutuhan dan rencana aksi Sekolah man SHIAGA pun disusun dan dipresentasikan per kelompok. Selingan game “Ninja Freez ” yang difasilitasi Timothy menambah asyiknya belajar dengan anak-anak SMAK Rehoboth.

LIBRA :Sudah Amankah Skeolahku: diikuti Cara Asyik Cari Tahu mengenai ancaman, kerentanan dan kapasitas dengan kata kunci Aman, Sehat, Hijau, Inklusi dan Ramah Anak. menjadi bahan ajar kami. Kelompok inklusi masih terlihat bingung. Namun secara keseluruhan semangat belajar anak-anak ini mendorong komitmen multipihak untuk menindaklanjuti dengan langkah konkrit.

bahan-bahan yang diberikan ke SMAK Rehoboth antara lain:

GERASHIAGA DI SEKOLAH_MADRASAH-29112013

LIBRA GeMBIRA dengan SESSAMA SHIAGA

17 langkah menuju Sekolah Aman SHIAGA

Diskusi di kelompok kecil ini dilanjutkan dengan Kafe Ilmu. Penjual dan pencatat tinggal di kelompok masing-masing. Pukul 10.50 kami sudah kembali memulai kegiatan di ruangan sebelumnya. Beberapa dokumentasi dengan anak-anak bisa dilihat dibawah ini

8

 219

Pendidikan PRB di SMLB

Sungguh menakjubkan melihat keceriaan anak-anak di SLB yang didirikan YPAC Bandung. Suasana yang nyaman lengkap dengan keramahan para pendidik bagi guru maupun orangtua peserta didik nampaknya sangat kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus ini.

Menarik mengetahui bahwa model pengelolaan moving class bukan hal yang baru di SLB. Desain dan penataan setiap ruang belajar yang tidak terlalu luastapi cukup memberikan ruang gerak bagi proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dan peserta didik. Saat berkeliling bersama Kepala Sekolah, kulihat setiap kelas baru terisi 2-3 anak dengan ragam usia.

ruang belajar PKN

Aksessibilitas di halaman depanRuslan sedang menepi

Dukungan keluarga peduli pendidikan

Ada yang terlewatkan saat aku mulai mempresentasikan materi PRB yang kususun semalam sebelumnya. Orangtua dan anak perlu beristirahat sebanyak waktu yang dihabiskan untuk belajar. Rentang perhatian anak-anak tuna daksa selama 30 menit membuatku berpikir keras untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran yang khas dan partisipatif.

Aku makin tergelitik untuk cari tahu lebih banyak lagi tentang pikiran dan perasaan anak-anak yang luar biasa ini. Apalagi ketika Ibu Lilis ketua Komite Sekolah memintaku untuk rehat sejenak dan menceritakan banyak kisah seputar puta-putri tercinta-nya yang luar biasa. Dikisahkan bahwa putrinya yang kini menginjak usia 18 tahun masih trauma dengan kejadian gempa Tasik 2009 . Saat itu ia sedang berada di kamarnya di lantai atas dan pindah ke lantai bawah karena takut mengalami kejadian serupa. Bukan hanya itu, putri bu Lilis ini juga trauma merasakan getaran, ketinggian dan mendengar kata gempa. Kusarankan untuk segera melalukan psikoterapi agar trauma putrinya berkurang dan hilang. Bu Lilis juga menceritakan tentang dampak kejadian tersebut pada keseharian hidupnya. Ibu yang cantik ini menunjukkan buku mewarnai tentang gempa tsunami dalam kegiatan tersebut. Bu Lilis pula yang menjadi narasumber ketika aku menggali pemodelan tentang pentingnya protap atau rencana induk simulasi.

Kami menyanyikan dan mempraktikkan  lagu Pelangi dengan lirik evakuasi gempa saat kembali belajar bersama:

Kalau ada gempa lindungi kepala

Kalau Ada gempa Jauhilah Kaca

Kalau Ada Gempa bersiaplah Antri

Berbaris keluar kumpul di lapangan

cantik yaSelain orangtua, Kepala Sekolah dengan dukungan guru-guru yang luar biasa sabar ini terlihat sangat bersemangat memfasilitasi kegiatan, menunjukkan rambu-rambu evakuasi yang sudah terpasang dan merancang rencana tindak lanjut. Beberapa materi berikut menjadi bahan paparan dilengkapi  bahan kegiatan PRB mandiri kutunjukkan  mulai dengan nonton film sekolah aman dari youtube

1. GERASHIAGA DI SEKOLAH_MADRASAH-28112013

2. LIBRA GeMBIRA dengan SESSAMA

Aku juga mendorong Bapak/Ibu guru yang luar biasa ini untuk mencoba instrumen monev yang disusun oleh BNPB bersama mitra K/L/D/I dan mitra pembangunan internasional yang mendukung pelembagaan  Seknas Sekolah Aman.

IMG_1249

Indi yang memukau

Anak-anak yang Luar Biasa

Uniknya, di SMLB ini anak-anak hanya belajar beberapa jam, bahkan ada anak yang hanya bisa masuk sekolah 2 hari dalam sepekan setelah ibundanya wafat. Dukungan keluarga dalam upaya penyelamatan jiwa di SLB menempati urutan pertama tentang siapa yang perlu membantu. Kenyataan bahwa banyak anak yang memerlukan korsi roda tidak menghalangi warga sekolah untuk belajar bersama mengenai upaya PRB di SLB.

Daden, salah satu peserta didik yang ternyata berasal dari Cianjur menyampaikan usulan yang cerdas. Ia menyarankan untuk melibatkan seluruh pegawai TU dan petugas kebersihan dan kemanan sekolah dalam satgas PB di SLB ini. Ada juga anak-anak yang ternyata tidak ditunggui oleh orangtua dan/atau kerabat.

Juga Indi yang pernah mengikuti lomba debat. Ia mengusulkan untuk fokus pada anak yang memerlukan bantuan penyelamatan diri. Usulannya adalah memastikan para laki-laki dewasa untuk belajar bersama anak-anak Luar Biasa ini tentang cara yang paling nyaman dan aman membantu evakuasi.

Ketersediaan kursi roda didepan pintu ruang belajar/kegiatan menjadi usulan bersama agar ikrar aman menyelematkan jiwa benar-benar mudah dilakukan bersama ketika terjadi bencana.

 

Sosialisasi dan Advokasi Sekolah Ramah Anak

Alhamdulillah, upaya untuk mendorong peningkatan peran serta peserta didik dalam penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana melalui bansos pendidikan PRB sebagai langkah awal sosialisasi dan advokasi Sekolah Ramah Anak langsung di tingkat sekolah/madrasah terus menguat. Komunikasi intensif dengan Sekjen AKSI dan sosialisasi kepada 170 penerima bansos dari Kemdikbud menjadi pembuka yang baik. Pendampingan langsung siap dilaksanakan atas permintaan Kepala Sekolah di SMANSA dan SMAK Rehoboth, SMLB milik YPAC di Kota Bandung mulai 21 November 2013.

Penguatan jejaring

Pertemuan dengan Susan saat beliau bekerja di Child Fund menjadi perantara perluasan penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana ke Sekolah Ramah Anak. Syukur alhamdulillah ketiga strategi penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana juga diadopsi kedalam pedoman penerapan Sekolah ramah Anak yang kami susun bersama Asdep Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.  Pengertian Sekolah Ramah Anak pun berhasil diramu dari ketiga strategi tersebut.  Sekolah Ramah Anak adalah sekolah/madrasah yang aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan psikososial anakperempuan dan anak laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus.

Upaya kami untuk memperkuat sosialisasi dan advokasi pendidikan PRB bersama Konsorsium Pendidikan Bencana juga mulai menunjukkan langkah yang lebih strategis. Kekhasan KPB dalam menyediakan materi Komunikasi, Informasi dan Edukasi hasil belajar bersama warga sekolah/madrasah dampingan masing-masing anggota serta rencana pembentukan Pusdiklat Fasilitator Pendidikan PRB terutama di sekolah/madrasah akan sangat membantu ketercapaian penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari bencana secara non struktural. KPB juga sepakat untuk mendorong Planas PRB menuntaskan Panduan Monev Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana hasil koordinasi saat Sekretariat Nasional Sekolah Aman dipimpin KerLiP untuk memperkuat berbagai inisiatif Pendidikan PRB terutama di Jakarta. Selengkapnya silakan  simak di  Bhs Indonesia – TOR CDE workshop – evaluasi akhir tahun dan rencana 2014 (1) dan Draft Notulen Diskusi KPB 22 Nov 2013. Panduan Monev yang akan difinalisasi dalam pertemuan KPB tanggal 27 November dapat didownload disini cover panduan sekolah amanDraft Panduan Monev Sekolah AmanLampiran 1- Instrumen STRUKTURALLampiran 2- Instrumen NON STRUKTURALLampiran 3-Kuesioner Monev Sekolah Aman_SDM-WBLampiran 4-Instrumen Penilaian Kerentanan Bangunan sekolah oleh Ahli Bangunan,

Kami akan sangat berterimakasih kepada semua pihak yang berkenan membantu memberikan masukan perbaikan.

Pengantar panduan monev Pak Sugeng ttd

Selain dengan KPB, penguatan jejaring di Education Cluster yang dilakukan Yuni dan kawan-kawan dari Save The Children, Dompet Dhuafa, MPBI, Child Fund dengan Kemdikbud juga terus menambah harapan penerapan Sekolah Ramah Anak melalui Sekolah Aman Komprehensif.

Kemitraan khas KerLiP dengan perkumpulan SKALA juga terus menguat. Kami berencana untuk memperkuat kerjasama dengan perpustakaan Nasional dalam upaya pelatihan bagi pengelola perpustakaan dalam sosialisasi dan advokasi Adaptasi Perubahan Iklim (API)-PRB terutama untuk Anak Usia Dini bekerjasama dengan Perpustakaan Belanda. Peran strategis Rini pimpinan SKALA yang juga sekretaris PLANAS PRB akan turut memperkuat penerapan SRA melalui penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana.

Mobilisasi Sumber Daya

Mobilisasi sumber daya internal KerLiP juga terus diarahkan agar target sosialisasi dan advokasi Sekolah Ramah Anak terus meluas. Upaya penjangkauan peserta didik madrasah secara intensif kami laksanakan dengan menempatkan Aas di sekretariat PMU Kemenag untuk mengawal terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan MAN Insan Cendekia di 20 provinsi sebagai model madrah nyaman, aman bencana, sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, inklusi dan ramah anak termasuk bagi anak yang memerlukan pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus.

OPERA, obrolan pendidikan ramah anak kami laksanakan secara spontan bersama berbagai komunitas di Dago Car Free Day termasuk Fokus.  Hari ini, hari jadi PGRI bertepatan dengan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Dalam Obrolan Pendidikan Ramah Anak (OPERA) yang kedua bersama Forum Ketua OSIS (FOKUS) Kota Bandung di Dago Car Free Day dibicarakan peran penting OSIS untuk membuka Posko Informasi dan Komunikasi seputar Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap perempuan terutama di usia anak sekolah untuk anak perempuan dan laki-laki yang mengalami atau menemukan atau mengenali kekerasan yang terjadi di sekolah/madrasah. Seluruh informasi yang diterima oleh para ketua OSIS ini akan menjadi bahan kajian tentang Pendidikan Anti Kekerasan dan Cinta Damai untuk Tutor Sebaya. Upaya ini dilakukan untuk menggiatkan Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak bersama Keluarga Peduli Pendidikan dengan merevitalisasi OSIS sebagai perintis Sekolah Ramah Anak dengan menerima pengaduan dan informasi di Bulan Anti Kekerasan tahun 2013.

Azizah, Marcha, Fida dan Diyni, 4 mahasiswa Kesos UI yang praktikum di KerLiP juga intens melakukan pendampingan di sekolah/madrasah masing-masing. Hasil belajar bersama yang mereka laksanakan diharapkan menjadi model piloting kemitraan anak dan kawula muda dalam  penerapan GERA SHIAGA di sekolah/madrasah.

Saat ini, Iwang juga sudah menyelesaikan rekapitulasi Agenda surat masuk 2013 dan Yenni untuk Surat Keluar bersamaan dengan upaya untuk memisahkan pengelolaan Perkumpulan KerLiP dengan keluarga. Kami baru saja memilah berbagai materi KIE untuk ditempatkan di Perpustakaan sekaligus sekretariat KerLiP di Bandung dalam pimpinan Bendahara II, Achmad Jejen, rintisan Pusdiklat KerLiP bekerjasama dengan Pesantren Ath Thariq Garut, dan janji mengirim ragam pustaka ke TBM milik ibu Herni Suminar di Lembang. Aas juga siap untuk menuntaskan magang di kemenag sampai Desember 2013 dan menjangkau Kemkes serta BKKBN dan aktivasi kantor KerLiP di Jakarta untuk dukung pelembagaan GERA SHIAGA Institut oleh Vivi. Mario dan Aldis siap memperkuat pemodelan SAnDi KerLiP. Fitry juga sepakat untuk mengalihkan beberapa inisiatif yang semula dikelola Green Smile Inc. ke GERA SHIAGA Institut dalam pimpinan Vivi. Fitry juga antusias menyiapkan radio live streaming untuk liputan GeMBIRA di CFD diselingi senam aerobik bareng di radio dan testimoni berbagai komunitas anak dan kawula muda selama CFD berlangsung.

Insya Allah akhir tahun 2013 ini, Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak bersama Keluarga Peduli Pendidikan dipancangkan agar lebih banyak lagi anak perempuan dan laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus yang menikmati hak hidup bermartabat terutama hak atas pendidikan dan hak-hak anak.

bismillah tawakkaltu alallah laa hawla walaa quwwata illa billahil aliyyil azhiim.